HAL-HAL YANG PERLU DIPERSIAPKAN
Berikut ini adalah sarana-sarana yang harus dipersiapkan, sebelum membudidayakan bibit jamur tiram. Hal ini sangat penting karena jangan sampai bibit jamur tiram yang siap dibudidayakan atau baglog sudah kita beli namun sarana dan prasarana belum siap. Perlu diketahui bahwa umur baglog setelah satu bulan miselium sudah menutupi seluruh isi baglog (plastik baglog ukuran 19x35 cm), artinya baglog sudah siap untuk mengeluarkan jamur tiram. Sebagai informasi pula bahwa setelah miselium memenuhi seluruh media, dan kita mencoba merangsang media dengan memberikan oksigen lebih dengan cara menyobek baglog atau membuka kapas penutup, maka setelah 7 hari penyobeken, primordia jamur akan segera terbentuk.
Dan akirnya tumbuh jamur tiram.Jamur tiram dari stadia kancing memerlukan waktu 3-4 hari untuk menjadi jamur sempurna, yang artinya jamur tersebut siap dipanen. Melihat kondisi ketatnya waktu seperti uraian di atas, maka alangkah baiknya sebelum proses budidaya segala sesuatu harus dipersiapkan terlebih dahulu.
1. Kumbung
Kumbung jamur atau kandang jamur sebaiknya dibuat terpisah dengan rumah tinggal, karena saat jamur tiram tumbuh bersamaan, spora jamur akan beterbangan kemana-mana. Spora ini berbentuk seperti tepung putih sangat halus. Bentuknya yang seperti debu membuat spora ini mudah beterbangan. Kumbung sebaiknya dibuat dengan atap genting tanah, atap rumbia, atap jerami padi atau alang-alang. Hindari menggunakan atap seng karena ruangan akan menjadi panas dan suhu akan segera meningkat apabila terkena terik matahari. Disamping itu penguapanya akan tingggi sehingga kelembaban akan segera turun. Perlu diketahui bahwa pertumbuhan jamur tiram akan bagus pada sushu 22 - 28 derajat celcius dengan pertumbuhan optimal adalah 25 derajat celcius. dan kelembaban kurang lebih 80 %. Tinggi plafon bangunan sekitar 3 m atau total tinngi bangunan sekitar 4.5 m. Hal ini dimaksudkan agar sirkulasi udara bagus dan penumpukan baglog pada rak bisa mencapai 18 baglog (model penyusunan baglog tidur dan menumpuk ke atas). Dinding bisa menggunakan anyaman bambu, kayu papan, triplek atau batako. Lantai bisa tanah atau bisa juga laintai semen agar kebersihan kumbung terjaga.Jangan lupa buat jendela yang bisa di buka tutup untuk mengatur sirkulasi udara. Namun apabila dinding yang digunakan dari anyaman bambu bisa tanpa jendela, karena udara sudah bisa masuk dari sela-sela anyaman.
2. Tempat baglog
Untuk menyusun baglog sebaiknya baglog jangan langsung susun di atas lantai. Harus diberi bantalan bisa menggunakan batako atau pasangan semen dan pasir. Hal ini dimaksudkan agar jamur yang tumbuh tidak langsung menyentuh lantai. selain itu bila lantai yang digunakan dalam kumbung lantai tanah, hal ini dimaksudkan agar rayap tidak langsung menyerang baglog.
3. Rak
Jarak antar rak yang ideal minimal 80 cm, hal ini dimaksudkan agar sewaktu kita melakukan perawatan dan memanen jamur, tubuh kita tidak menyetuh baglog yang tersusun dalam rak tersebut. Tiang rak bisa dibuat permanen misalnya dari besi atau pipa paralon yang diberi campuran pasir dan semen dengan besi atau bambu sebagai otonya. Namun tiang bisa juga menggunakan kayu atau bambu untuk efisiensi biaya pembuatan sarana dan prasarana. Sebenarnya model rak bisa dibuat dua macam yaitu model penyusunan baglog berdiri, yaitu tiap sap pada rak dibuat mati. dan yang kedua penyusunan baglog tidur, atau sap-sap rak hanya menggunakan bilah bambu yang hanya diikat dengan tiang penyangga menggunakan tali, sehingga saat media bgalog menyusut bilah bambu tersebut akan ikut turun menyesuaikan penyusutan baglog. Jarak antar tiang menyesuaikan bangunan, namun jarak ideal adalh 180 cm atau baglog bisa dijejer 15 buah (per baglog mempunyai diameter 12 cm).
4. Lampu
Penerangan sebaiknya dipersiapkan, jadi dalam kondisi gelap kita tetap bisa merawat atau memanen jamur.
5. Air
Untuk menjaga kelembaban kandang kita perlu mengatur kelembaban dengan cara menyemprotkan air. Sebaiknya air semprotan berbentuk kabut sehingga penyebarannya merata. Untuk menghasilkan kabut kita bisa menggunakan sprayer (tangki pompa) atau pompa air yang dihubungkan denga nozle. Frekwensi pengkabutan menyesuaikan suhu ruangan.
6. Termometer & hygrometer
Dua alat tersebut tidak harus ada, namun kalau ada juga akan lebih bagus. Termometer berfungsi untuk mengukur suhu ruangan, sedangkan hygrometer berfungsi untuk mengukur kelembaban ruangan.
7. Pisau cutter
Pisa cutter berfungsi untuk melakukan penyobekan baglog. Untuk jamur tiram idelanya penyobekan dilakukan pada pantat baglog (untuk penyusunan baglog dengan posisi tidur). Sedangkan bagian depan sebaiknya hanya dibuka kapas penutupnya saja tanpa penyobekan plastik. Pembukaan kapas bisa dilakukan saat miselium tumbuh minimal 80% dari total seluruh media atau bisa juga saat miselium sudah tumbuh memenuhi seluruh isi media. Selain untuk penyobekan plastik, pisau cutter juga berfungsi untuk melakukan pemotongan akar jamur setelah jamur dicabut dari baglog, usahkan saat panen seluruh akar jamur tercabut, karena batang atau akar yang tersisa akan membusuk, selain itu pencabutan seluruh tubuh jamur berfungsi untuk memperbaharui permukaan media baglog, karena dengan mencabut permukaan media paling atas akan ikut terkoyak. Sehingga primordia baru akan mudah terbentuk leagi.
8. Keranjang panen
Tempat panen sebaiknya dipersiapkan juga mengingat jamur tiram berwarna putih dan banyak mengandung air. Jadi jamur tidak maudah kotor, karena kotoran seperti tnah mudah menempel pada tubuh jamur.
No comments:
Post a Comment