Sunday, March 6, 2016

PERBEDAAN JAMUR KUPING DAN JAMUR TIRAM


Jamur kuping-atau Auricularia, merupakan salah satu jenis jamur yang dapat dikonsumsi. Dan termasuk jenis jamur yang sering dibudidayakan.  Disebut jamur kuping karena bentuk dan kekenyalan yang mirip dengan kuping (telinga). Secara umum ciri jamur kuping adalah berdaging lunak seperti agar-agar, sedikit elastis, tembus cahaya, mudah pecah jika dikeringkan, dan tidak berbau atau beraroma. Warnanya tergantung dari jenisnya, yaitu putih, kemerah-merahan, kecoklatan, keunguan, sampai hitam. Bila dikeringkan, jamur kuping cenderung berubah warna menjadi coklat kehitaman.
Ada beberapa jenis jamur kuping yang banyak dibudidayakan di Indonesia, diantaranya : jamur kuping hitam (black jelly), jamur kuping merah (red jelly) dan jamur kuping agar (white jelly). Dari ketiga jenis jamur kuping tersebut, jamur kuping hitam dan jamur kuping merah merupakan jenis jamur kuping yang banyak dikonsumsi dan dibudidayakan terutama di Indonesia. Jamur kuping hitam rasanya lebih enak dan harganya lebih mahal, tetapi produktivitasnya lebih rendah dibandingkan dengan jenis jamur kuping lainya.

Lingkungan tumbuh- jamur kuping secara umum dapat ditanam didaerah beriklim dingin sampai panas. Jenis jamur ini dapat hidup pada rentang suhu 20-30 derajat celcius. Dengan kelembaban ideal 80-90%. Dengan ventilasi dan sirkulasi udara yang cukup, jamur tiram akan tumbuh baik. Kebutuhan intensitas cahaya tidak terlalu banyak, bahkan tidak boleh sampai terkena sinar matahari langsung. 

Proses budidaya-sesuai pengalaman penulis jamur kuping lebih efektif dibudidayakan pada rak tunggal, dengan model penyusunan baglog berselang seling antara baglog bagian depan dan baglog bagian belakang. Jadi semisal baris pertama bagian muka baglog menghadap  kekanan baris keduanya menghadap ke kiri. Hal ini dimaksudkan agar pertumbuhan jamur tidak berdesakan atara satu baglog dengan yang lainya. Penyusunan ketinggian baglog idealnya antara 15 - 18 tumpukan atau tergantung ketinggian kumbung (ukuran plastik baglog 19x35 cm). Dengan ukuran ketinggian kumbung (lantai s/d plafon) 3 m, sebaiknya baglog disusun maksimal 18 namun idealnya 15 baglog, dengan pertimbangan mempermudah proses panen dan perawatan. Selain itu faktor terpenting adalah sirkulasi udara, karena jamur kuping sangat membutuhkan sirkulasi udara yang cukup agar pertumbuhanya maksimal. Jarak antar rak minimal 80 cm dengan pertimbangan, saat kita melakukan perawatan ataupun memanen, tubuh kita tidak merusak jamur yang tumbuh pada baglog.
Setelah selesai menyusun baglog pada rak, kita perlu menunggu miselium tumbuh minimal 80%, baru kita berani membuat rangsangan oksigen dari luar berupa penyobekan plastik baglog, agar primordia jamur terbentuk. Penyobekan sebaiknya dilakukan bertahap, jadi penyobekan pertama kita buat pada bagian atas baglog sebanyak dua titik (disekitaran cincin) dengan goresan menyilang menggunakan pisau silet atau cutter. Dalam kondisi normal biasanya primordia akan terlihat setelah 12 hari pasca penyobekan. Baru setelah panen pertama selesai, penyobekan tahap kedua dilakukan. Penyobekan tahap kedua dibuat pada sisi bawah baglog, dengan jumlah sobekan dua titik. Penyobekan dibuat dua tahap agar interval panen tidak terlalu jauh dan pertumbuhan jamur tidak terlalu berdesak-desakan. Jadi jamur dapat tumbuh dengan maksimal. Selain itu jumlah panenan juga dapat merata terutama panen pertama sampai ke tiga. Jamur kuping dapat dipanen sekitar 6 kali dengan interval perbulan. Jadi masa tumbuh baglog bisa sampai enam bulan.
Mengingat kebutuhan kelembaban yang tinggi, maka kita perlu melakukan penyiraman. Dengan cara menyemprotkan air yang berbentuk kabut. Frekwensi penyiraman tergantung pada cuaca dan suhu lingkungan sekitar kumbung. Saat cuaca panas dan kering seperti saat musim kemarau penyirman dapat dilakukan 1 - 3 kali dalam sehari. Namun disaat musim penghujan bisa dilakukan sekali sehari atau sekali dalam dua hari. Jamur yang kurang dalam penyiraman dapat dilihat pada jamurnya itu sendiri biasanya jamur terlihat keriput dan kaku bila di pegang. apabila kita melihat kondisi demikian, maka kita perlu buru-buru untuk menyiramnya, karena pertumbuhan jamur akan terhambat kalau kita mengabaikanya.

Pasca panen-jamur kuping bisa dipanen sebulan sekali selama enam bulan. Setelah panen kita bisa menjual dalam kondisi basah, atau dapat dikeringkan. Dan dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama. Bahkan jamur kuping kering dapat direndam dalam air kembali seandainya kita menghendaki jamur dijual dalam kondisi basah, ukuran dan bentuknya sama seperti semula.

Manfaat-Jamur kuping mempunya maanfat yang luar biasa, selain dapat digunakan sebagai bahan obat, jamur kuping juga dapat diolah menjadi beberapa jenis masakan, diantaranya jamur dapat dibuat keripik, sup jamur, bakmi jamur dan lain-lain. 
Lendir yang dihasilkan jamur kuping selama dimasak dapat dijadikan pengental. Bahkan lendir jamur kuping dapat menonaktifkan atau menetralkan kolesterol. Selain menurunkan kolesterol, jamur kuping dapat membantu menghambat pertumbuhan carcinoma dan sarcoma (kanker) sampai 80-90%. Hal itu karena adanya kandungan senyawa dalam lendir jamur kuping yang efektif. Selain itu jamur kuping berfungsi untuk menghambat penggumpalan darah dan mengobati darah tinggi.


Jamur tiram-adalah salah satu jamur yang mempunya struktur lembut dan tanpa aroma. Ada beberapa jenis jamur tiram diantaranya jamur tiram putih, jamur tiram coklat, jamur tiram abu dan jamur tiram pink. Namun yang umum dibudidayakan petani adalah jamur tiram putih. Karena jamur tiram putih sudah dikenal masyarakat luas maka pemasaran jamur tiram putih tidak mengalami kesulitan. Bahkan permintaan pasar saat ini belum seluruhnya terpenuhi. 

Proses budidaya dan persiapan sarana dan prasarana sudah pernah kami ulas dalam artikel sebelumnya : http://thejamuran.blogspot.co.id/2016/02/apa-yang-perlu-dipersiapkan-sebelum.html

Jamur tiram akan tumbuh optimal pada rentang suhu 22 -28 derajat celcius dan suhu idelanya adalah 25 derajat celcius. Kelembaban yang dibutuhkan adalah 60-80%. Dengan kadar oksigen cukup dan cahaya matahari kurang lebih 10%. Jamur tiram dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi.

Manfaat jamur tiram sangat banyak dan kami sudah pernah mengulas pada artikel sebelumnya ; http://thejamuran.blogspot.co.id/2016/02/ternyata-manfaatnya-luar-biasa.html

Panen-jamur tiram dapat dipanen tiap hari, bahkan untuk mendapatkan panen yang seragam, jamur tiram dapat dipanen dua kali dalam sehari yaitu pada waktu pagi dan sore hari, selama 3 - 4 bulan. Maksimal dua hari harus sudah dipanen, apabila terlambat, jamur mulai membusuk dan hal ini akan mengundang penyakit (ulat). Setelah dipanen harus segera dipasarkan, karena jamur tiram akan cepat layu. Untuk menyimpan jamur tiram perlu alat pembeku (freezer), dan jenis jamur ini agak sulit dikeringkan dibawah terik matahari langsung. Perlu alat dan teknik khusus untuk mendapatkan jamur tiram kering, tidak seperti jamur kuping, kita cukup mengeringkan dengan sinar matahari langsung.

Perbedaan jamur kuping dan jamur tiram-dari sisi persiapan budidaya tidak terlalu beda jauh. Namun sebelum membudidayakan hal ini perlu dikaji terlebih dahulu agar sesuai dengan harapan kita. Apakah tujuan yang akan kita capai, kita ingin mengembangkan produk olahanya atau hanya bisnis budidaya dan kita hanya menjual setelah panen. Selain itu kita juga perlu mempertimbangkan perihal tenaga kerja, kita akan mengerjakan sendiri atau mempekerjakan orang lain. Perlu diperhatikan, misalnya jamur kuping tiap hari harus disiram dan jamur tiram tidak harus, jamur tiram harus dipanen tiap hari dan jamur kuping sebulan sekali, jamur tiram setelah panen harus segera dijual dan jamur kuping bisa dikeringkan dengan mudah dan kita bisa menyimpanya. Begitulah sekilas perbedaan antara jamur tiram dan jamur kuping, jadi kita bisa mempertimbangkanya sebelum kita memastikan jenis jamur apa yang akan kita budidayakan.

Diolah dari berbagai sumber:
- Buku dengan judul BUDIDAYA JAMUR KUPING, karangan Muchrodji * Cahyana Y.A
- Buku dengan judul PANDUAN LENGKAP JAMUR, karangan Dr. Ir. Achmad, M.S, Mugiono S.P.,
  Tias  Arlianti, S.P., Chotimatui Azmi, S.P.








No comments:

Post a Comment